Memahami Perbedaan Dilema Etika dan Bujukan Moral

Penjelasan tentang perbedaan dilema etika dan bujukan moral serta contohnya dalam kegiatan sehari-hari.
dilema etika dan bujukan moral

Perbedaan Dilema Etika dan Bujukan Moral - Dalam melaksanakan tugas mengajar sehari-hari, kita sering diihadapkan pada dua konsep yang sangat penting, yaitu dilema etika dan bujukan moral. Pada artikel ini, kita akan membahas perbedaan keduanya.

Dengan memahami perbedaan ini, diharapkan kita bisa membuat keputusan yang lebih baik, rasional dan lebih bijaksana dalam situasi yang kompleks

Dilema Etika (Benar versus Benar)

Dilema etika adalah ketika seseorang diminta untuk memilih antara dua pilihan yang secara moral benar tetapi bertentangan satu sama lain. Misalnya, seorang guru harus memilih apakah akan melaporkan siswa yang mencontek atau memberinya kesempatan kedua. Kedua pilihan ini benar karena:

  1. Melaporkan kecurangan : Mengikuti prinsip keadilan dan aturan, yang menuntut perlakuan yang sama untuk semua siswa, atau
  2. Memberikan kesempatan kedua : Menunjukkan kasih sayang dan kemurahan hati, yang juga merupakan nilai moral yang penting.

Bujukan Moral (Benar versus Salah)

Bujukan moral adalah situasi di mana seseorang harus memilih antara tindakan yang benar dan yang salah. Dalam situasi ini, melakukan hal yang salah, walaupun untuk alasan yang baik tetap saja salah.

Contohnya adalah ketika ketua panitia kegiatan sekolah meminta bendahara kegiatan untuk membuat kwitansi palsu agar dana bisa digunakan untuk pesta, padahal dana tersebut tidak boleh digunakan untuk kegiatan semacam itu.

Di sini, bendahara menghadapi dua pilihan:

  1. Menolak permintaan - tindakan yang tepat dan sesuai dengan prinsip kejujuran; atau
  2. Mengikuti permintaan - tindakan yang salah karena melibatkan pembuatan kwitansi palsu dan manipulasi laporan keuangan.

Contoh Kasus Dilema Etika:

Guru dihadapkan pada seorang siswa yang melakukan kecurangan dalam ujian. Siswa tersebut mengatakan dia mencontek karena dia tidak memahami matematika dan takut dia tidak bisa melanjutkan hobi melukisnya jika dia memiliki nilai matematika yang buruk. Guru tersebut harus memilih antara menyimpan rahasia tersebut atau melaporkannya.

Karena kedua pilihan memiliki alasan yang valid, keputusan ini menimbulkan dilema etika.

Contoh Kasus Bujukan Moral:

Ketua panitia kegiatan sekolah meminta bendahara untuk membuat kwitansi palsu agar dana bisa digunakan untuk pesta. Ini adalah contoh bujukan moral karena melibatkan pilihan antara melakukan hal yang benar (menolak permintaan) atau hal yang salah (membuat kwitansi palsu).

Demikian uraian tentang perbedaan antara dilema etika dan bujukan moral serta contoh kasus yang sering kita alami. Semoga bermanfaat.

Guru biasa yang ingin belajar dan berbagi.