Akhirnya Kemdikbud Memastikan USBN SD 3 Mapel, Bukan 8 Mapel
Kekhawatiran rekan-rekan guru SD tentang berapa jumlah mata pelajaran yang diujikan berstandar nasional pada ujian mendatang akhirnya terjawab sudah. Setelah sebelumnya BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan) berencana menambah jumlah mapel USBN menjadi 8 mapel, kini Kemdikbud memastikan bahwa pelaksanaan USBN tingkat SD hanya 3 mapel saja.
Hal itu diungkapkan oleh Kabid Puspendik Kemendikbud Giri Sarana Hamiseno dan Ketua BSNP Bambang Suryadi -dilansir dari JPNN.com (Senin/8/1/2018), yang mengatakan bahwa berdasarkan pembahasan internal Kemdikbud, USBN SD/MI kembali 3 mapel saja yaitu Bahasa Indonesia, Matematika, dan IPA.
Dengan demikian, rekan guru khususnya yang mengampu kelas VI bisa sedikit bernafas lega. Karena seperti kita tahu, beberapa waktu terakhir sempat ada kebingungan dimana info ini sudah beredar luas namun belum ada penegasan resmi dari dari Kemendikbud sendiri.
Jika kita cermati rencana penambahan delapan mapel ini dari awal, memang cukup banyak protes yang dilayangkan. Penyebabnya adalah:
1. Waktu yang terlalu mepet
Rencana ini muncul baru saat akhir semester pertama lalu, yang mana bukan waktu ideal jika harus diterapkan pada ujian sekolah tahun ini yang kemungkinan diselenggarakan di bulan April/Mei.
2. Banyak sekolah yang belum siap
Tentu saja sekolah harus berpikir bagaimana menyiapkan anak-anak bisa sukses mengerjakan 8 mapel hanya dengan waktu persiapan yang tak banyak. Sebab selama ini kebanyakan lebih fokus pada 3 mapel saja.
3. Tidak ada sosialisasi
Di saat wacana penambahan mapel menjadi 8 sudah tersiar ke publik, guru dibuat heran dengan belum adanya sosialisasi resmi sama sekali. Padahal perubahan ini (jika benar-benar diterapkan) cukup berdampak signifikan, terutama mengenai program sekolah dalam menyiapkan siswa peserta ujian.
4. Bertentangan dengan pendidikan karakter di SD
Ini disampaikan oleh IGI (Ikatan Guru Indonesia) yang melayangkan protes bahwa penambahan jumlah mapel hanya membuat siswa dan guru lebih berorientasi pada nilai hasil ujian. Sedangkan program utama pendidikan di SD saat ini adalah untuk penanaman karakter.
Nah, mudah-mudahan ini menjadi koreksi tersendiri bagi para pengampu kebijakan. Agar jika kebijakan itu baru sebatas wacana dan masih dalam tahap pembahasan, sekiranya tidak terburu-buru disampaikan ke publik. Sebab di era informasi seperti sekarang, apapun ungkapan dari pejabat terkait pasti akan cepat menyebar dan menimbulkan respon yang beragam.
Demikian informasi tentang USBN SD yang kembali menjadi tiga mapel setelah sebelumnya sempat direncanakan menjadi 8 mapel. Semoga bermanfaat...
Gabung dalam percakapan